Cerita ini mungkin adalah penglihatan aku dari sebuah cerita dari seseorang tokoh di Desa aku yang kebetulan dia adalah seorang Sarjana Hukum lulusan Universitas Islam Negeri Kota Makassar yang kebetulan juga dia adalah seorang aktivis organisasi pada masa dia muda “Kataya pada masa dia muda ada beberapa rganisasi yang dia geluti seperti Perhimpunan Mahasiswa Islam Indnesia (PMII), Himpunanan Mahasiswa Islam (HMI), dan dan seorang Aktivis 98 juga” dan dari organisasi yang dia geluti dia kebanyakan menjadi sekretaris.
Pasca sarjana dia
sibuk sekali dan setelah mendapatkan tittle sarjana yang kebanyakan orang
mengejar tittle itu ternyata malah menjadi beban yang sangat rumit untuk
dipikirkan hal ini bisa terjadi bukan karena persoalan untuk kita mendapat
pekerjaan tapi aktualisasi atau pertanggung jawaban menjadi sarjana itu dan
apakah sarjana yang udah ada di nama kita itu yang sekali lagi dibanggakan oleh
orang-rang apakah sudah bermanfaat tidak bagi kemaslahatan ummat bukan yang terjadi
untuk sarjana yang ditukar oleh uang hanya dijadikan sebagai peluang untuk
mendapatkan keuntungan dan telah melenceng dari fungsi sarjana yaitu untuk
kemaslahatan ummat (kesejahteraan rakyat)
Kembali kita melirik
para sarjana yang ada disekeliling kita apakah udah bermanfaat tidak sarjana
mereka untuk masyarakat..?,, boleh kita jawab kebanyakan sarjana yang ada belum
bisa berguna untuk masyarakat banyak….. okelah kalau teman-teman semua
mengatakan bahwa mereka sudah memberikan manfaat bagi masyarakat saya terima..!
Iya saya sepakat juga
bahwa mereka pasti juga udah bermanfaat bagi kehidupan masyarakat tapi saya
mengatakan belum karena melihat dari multi fungsi tittle sarjana yang mereka
apatkan dan kebanyakan sarjana yang ada itu
bukan pada poros fungsi sarjana mereka, seperti conthnya ;
-
Sarjana
Hukum ko’ jadi tukang Fotocpy atau jadi guru Bahasa Indonesia
-
Sarjana
Keagamaan ko’ ngajarnya Matematika
-
Sarjana
dari Fakultas Teknik ko’ malah jadi tukang sayur
Dari problematika di
dunia para sarjana memunculkan pertanyaan apa yang membuat hal seperti itu hingga menimbulkan diskmunikasin jober ….? Apakah
karena peluang kerja yang begitu banyak
atauka malah sebaliknya sehingga banyak hal seperti itu terjadi ,,, dari
analisa kawan-kawan yang ada bahwa bukan dari kerja yang begitu banyak hingga
terjadi seperti hal itu tapi kerja yang begitu rumit bagi para sarjana sehingga
mau tidak mau hal yang diperlukan adalah multi talent dalam kerja sehingga kita
mudah untuk mendapatkan kerja sebagai pelansung hidup para sarjan bukan menjadi
sarjana yang ngetreen yaitu SP (SARJANA
PENGAGGURAN) Jadi kalau seperti itu tetap akan terjadi para sarjana bukan
bekerja sesuai dengan mata pendidikannya,,, Iyaa itulah yang akan terjadi bahwa
sarjana apapun itu bukan tidak akan terjadi akan bekerja bukan pada mata
pendidikannya karena sistem yang telah ada memaksa kita untuk lepas dari
keahlian dan bukan tidak akan terjadi juga bahwa akan bertambahnya sarjana
pengngguran karena sekali lagi sistem kerja yang telah berlaku sudah fool On
Dengan seperti itu
tetaplah teman-teman semua mencari banyak macam pengetahuan (multitalent)
sehingga ketika selesai dalam dunia kampus dan mendapatkan gelar sarjana maka
tidak akan menjadi beban untuk kalian mendapatkan kehidupan,,,,
Sekiannnnn dulu coyyyyy dari tulisan ini,
belajar, berorganisasi dan berjuang……
0 komentar :
Posting Komentar