Perjuangan Revolusioner

Popular Posts

Cari Blog Ini

Home » » BEBAN MEMIKUL GELAR SARJANA

BEBAN MEMIKUL GELAR SARJANA

Written By Unknown on Selasa, 30 September 2014 | 03.17


Cerita ini mungkin adalah penglihatan aku dari sebuah cerita dari seseorang tokoh di Desa aku yang kebetulan dia adalah seorang Sarjana Hukum lulusan Universitas Islam Negeri Kota Makassar yang kebetulan juga dia adalah seorang aktivis organisasi pada masa dia muda “Kataya pada masa dia muda ada beberapa rganisasi yang dia geluti seperti Perhimpunan Mahasiswa Islam Indnesia (PMII), Himpunanan Mahasiswa Islam (HMI), dan dan seorang Aktivis 98 juga” dan dari organisasi yang dia geluti dia kebanyakan menjadi sekretaris.
Pasca sarjana dia sibuk sekali dan setelah mendapatkan tittle sarjana yang kebanyakan orang mengejar tittle itu ternyata malah menjadi beban yang sangat rumit untuk dipikirkan hal ini bisa terjadi bukan karena persoalan untuk kita mendapat pekerjaan tapi aktualisasi atau pertanggung jawaban menjadi sarjana itu dan apakah sarjana yang udah ada di nama kita itu yang sekali lagi dibanggakan oleh orang-rang apakah sudah bermanfaat tidak bagi kemaslahatan ummat bukan yang terjadi untuk sarjana yang ditukar oleh uang hanya dijadikan sebagai peluang untuk mendapatkan keuntungan dan telah melenceng dari fungsi sarjana yaitu untuk kemaslahatan ummat (kesejahteraan rakyat)
Kembali kita melirik para sarjana yang ada disekeliling kita apakah udah bermanfaat tidak sarjana mereka untuk masyarakat..?,, boleh kita jawab kebanyakan sarjana yang ada belum bisa berguna untuk masyarakat banyak….. okelah kalau teman-teman semua mengatakan bahwa mereka sudah memberikan manfaat bagi masyarakat saya terima..!
Iya saya sepakat juga bahwa mereka pasti juga udah bermanfaat bagi kehidupan masyarakat tapi saya mengatakan belum karena melihat dari multi fungsi tittle sarjana yang mereka apatkan  dan kebanyakan sarjana yang ada itu bukan pada poros fungsi sarjana mereka, seperti conthnya ;
-          Sarjana Hukum ko’ jadi tukang Fotocpy atau jadi guru Bahasa Indonesia
-          Sarjana Keagamaan ko’ ngajarnya Matematika
-          Sarjana dari Fakultas Teknik ko’ malah jadi tukang sayur
Dari problematika di dunia para sarjana memunculkan pertanyaan apa yang membuat hal seperti itu  hingga menimbulkan diskmunikasin jober ….? Apakah karena peluang kerja yang begitu banyak  atauka malah sebaliknya sehingga banyak hal seperti itu terjadi ,,, dari analisa kawan-kawan yang ada bahwa bukan dari kerja yang begitu banyak hingga terjadi seperti hal itu tapi kerja yang begitu rumit bagi para sarjana sehingga mau tidak mau hal yang diperlukan adalah multi talent dalam kerja sehingga kita mudah untuk mendapatkan kerja sebagai pelansung hidup para sarjan bukan menjadi sarjana yang ngetreen yaitu SP (SARJANA PENGAGGURAN) Jadi kalau seperti itu tetap akan terjadi para sarjana bukan bekerja sesuai dengan mata pendidikannya,,, Iyaa itulah yang akan terjadi bahwa sarjana apapun itu bukan tidak akan terjadi akan bekerja bukan pada mata pendidikannya karena sistem yang telah ada memaksa kita untuk lepas dari keahlian dan bukan tidak akan terjadi juga bahwa akan bertambahnya sarjana pengngguran karena sekali lagi sistem kerja yang telah berlaku sudah fool On
Dengan seperti itu tetaplah teman-teman semua mencari banyak macam pengetahuan (multitalent) sehingga ketika selesai dalam dunia kampus dan mendapatkan gelar sarjana maka tidak akan menjadi beban untuk kalian mendapatkan kehidupan,,,,
 Sekiannnnn dulu coyyyyy dari tulisan ini, belajar, berorganisasi dan berjuang……

0 komentar :

Posting Komentar